Sabar adalah menahan diri dalam melaksanankan sesuatu dan menjauhi
sesuatu. Sehingga definisi sabar akan tercakup dalam 3 macam kesabaran yang
akan kita bahas pada poin berikut ini.
Di antara perkara yang dianjurkan dalam Islam adalah
sabar. Sabar secara bahasa artinya tertahan, sebagaimana perkataan Jabir
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْ يُقْتَلَ شَيْءٌ مِنَ الدَّوَابِّ صَبْرًا
Dari Jabir ia berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang membunuh binatang dengan cara ditahan.” (HR.
Muslim)
Dalam hadits di atas terdapat kata صَبْرً yang menjadi
akar kata dari sabar. Adapun secara istilah, sabar adalah menahan diri dalam
melaksanankan sesuatu dan menjauhi sesuatu. Sehingga definisi sabar akan
tercakup dalam 3 macam kesabaran yang akan kita bahas pada poin berikut ini.
1. Sabar dalam
melaksanakan taat kepada Allah
Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat
dan bersabarlah dalam memerintahkannya.” (QS. Thaha: 132)
Dalam ayat di atas disebutkan perintah sabar dalam
melaksanakan taat, yaitu seorang suami harus bersabar dalam memerintahkan
istrinya untuk mengerjakan shalat. Memang seperti itulah tugas seorang suami,
ia harus bisa memimpin bahtera rumah tangganya dan memerintahkan keluarganya
untuk melakukan kebaikan.
Dalil lainnya adalah,
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ
وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَه
“Dan bersabarlah kamu terhadap orang-orang yang
senantiasa berdoa kepada Rabbnya di waktu pagi dan sore hari dengan mengharap
wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28).
Ayat di atas adalah perintah sabar terhadap
orang-orang baik, yang senantiasa berdoa dan menyeru di jalan Allah. Karena
yang namanya pertemanan, pasti akan dijumpai suatu hal yang tidak menyenangkan,
oleh karena itu Allah perintahkan bersabar jika menjumpai suatu hal yang tidak
menyenangkan dari saudaranya.
2. Sabar dalam
menjauhi kemaksiatan
Hal inilah yang terjadi pada Nabi Yusuf ‘alaihis
salam. Beliau diajak berzina oleh istri seorang al-‘aziz di tempat yang
sudah aman lagi tertutup rapat, sehingga tidak mungkin ada orang yang tahu.
Selain itu, istri al-‘aziz juga memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap Yusuf,
namun Yusuf mampu menghidari ajakan berzina dari seorang wanita yang cantik,
padahal dia sendiri adalah seorang pemuda yang masih belia, sehingga sangat
mudah untuk tergoda melakukan zina.
Akan tetapi, Yusuf lebih memilik bersabar dalam
menjahi kemaksiatan sehingga ia pun rela dipenjara. Sebagiamana yang Allah
ceritakan dalam firman Nya
قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ
إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ
“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku
sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan
aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan
mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh’.” (QS. Yusuf:
33).
3. Sabar dalam
menerima takdir Allah
Sabar jenis yang ketiga adalah dalam menerima takdir
yang Allah berikan. Allah Ta’ala berfirman
فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan)
ketetapan Rabbmu.” (QS. Al-Insan: 24)
Takdir adalah sebuah ketetapan Allah, dari takdir yang
baik sampai takdir yang buruk, seorang muslim wajib menerimanya. Dia tidak
boleh protes dengan takdir yang telah Allah tetapkan untuknya. Karena setiap
takdir yang Allah tetapkan, pasti ada hikmahnya.
Namun seorang tidak boleh melakukan dosa dan maksiat
dengan alasan takdir. Takdir yang telah Allah tetapkan, wajib seorang muslim
untuk ridha kepadanya. Akan tetapi, perbuatan buruk yang dilakukan semisal dosa
dan maksiat, kita dilarang ridha. Patut dibedakan dalam 2 hal ini.
Ketika seorang muslim tertimpa takdir yang buruk
semisal musibah sakit atau kematian, ingatlah bahwa para Rasul memiliki cobaan
yang jauh lebih berat dibanding kita semua. Oleh karena itu Allah perintahkan
kita untuk meniru para Rasul dalam hal bersabar.
Allah Ta’ala berfirman
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلا تَسْتَعْجِلْ
لَهُمْ
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana
kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta
agar (adzab) disegerakan untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)
Demikianlah 3 macam kesabaran yang disebutkan dalam
Al-Quran. Semuanya memiliki tingkatan keutamaan yang berbeda tergantung
masing-masing orang. Ada yang lebih utama bersabar dalam menjauhi maksiat,
dikarenakan lebih sulit baginya dibandingan untuk melakukan taat. Ada pula yang
lebih utama bersabar dalam takdir Allah, dikarenakan lebih sulit baginya
dibandingkan untuk menjauhi maksiat.
Semoga bermanfaat, wallahul muwaffiq.
Sumber : muslimah.or.id

Masya Allah..
BalasHapussaat ini begitu banyak orang yang tidak sabaran, tetapi sebenarnya sabar itu amat penting