Oleh : ustadz Sugeng
بِسْـــــــــمِ
ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Hati sumber kebenaran, sehingga hati
dijadikan kacamata untuk parameter muhasabah. Rasulullah saw mengatakan bahwa
jika hati kita terlalu menempel dengan dunia, maka temannya adalah takut mati.
Padahal hidup sebenarnya bukan lah di dunia dan sukses sebenarnya bukanlah
sukses di dunia, seperti firman Allah swt yang berbunyi :
“Setiap
yang bernyawa akan merasakan mati dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah
kesenangan yang memperdaya.” (Q.S Ali-Imran : 185)
Kesuksesan dari pandangan Allah swt
adalah kita yang terhindar dari neraka dan masuk ke dalam surga Allah swt,
bukanlah sukses seperti pandangan manusia yang selalu diukur dari kekayaan dan
tingkat pendidikan seseorang. Rasulullah saw mangajarkan agar kita selalu
memperbanyak mengingat kematian, karena kampung kita yang sebenarnya adalah
kampung akhirat. kita akan menetap di akhirat, sehingga kita harus memperbanyak
bekal untuk kembali ke akhirat agar kita tidak singgah di neraka. Di akhirat
kita akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan didunia ini, kita
akan menghadap pengadilan Allah sendiri-sendiri, seperti firman Allah SWT yang
berbunyi :“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari kiamat.” (Q.S Maryam : 95)
Pada hari kiamat semua catatan kita
akan terbuka secara transparan dan nanti allah akan menyuruh kita sendiri untuk
membaca catatan amal tersebut. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi:
“Dan setiap manusia telah kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya dilehernya, dan pada hari kiamat kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka.” (Q.S Al-isra’ : 13).
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖوَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا
“Dan setiap manusia telah kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya dilehernya, dan pada hari kiamat kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka.” (Q.S Al-isra’ : 13).
Di cacatan tersebut akan tercantum
semua yang telah kita lakukan di dunia ini. Setelah membaca catatan amal baik
dan amal buruk kita, maka kita juga yang akan menentukan apakah kita masuk
kedalam surga atau neraka berdasarkan catatan amal tersebut.kita akan menjadi hakim terhadap diri kita sendiri,.
Seperti firman Allah swt yang berbunyi :
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.”
(Q.S Al-isra’ : 14)
Oleh karena itu kita lah yang harus berniat
dari dalam hati dan bermuhasabah untuk melepaskan maksiat tersebut, sehingga
saat kita mati nanti kita sudah dalam keadaan terlepas dari maksiat. Tetapi karena
kita semua tidak terlepas dari kesalahan
maka kita harus banyak berbuat baik untuk menutupinya, seperti sabda
nabi Muhammad saw yang berbunyi “tutupilah kesalahan-kesalahanmu dengan banyak
beramal baik”. Untuk itu buatlah amal kita menjadi amal yang terbaik dan
memohon ampunlah kepada Allah SWt atas semua yang pernah kita lakukan, sehingga
kita bisa menjadi orang yang sukses diakhirat karena terhindar dari neraka dan
masuk ke dalam Surga Allah SWT.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar